Cari Artikel

Unknown

Dua tahun sudah sosial media membuai pengguna internet di seluruh dunia. Masih segar ingatan dimana dua tahun lalu jejaring sosial Facebook meledak di Indonesia dan diikuti Twitter beberapa bulan setelahnya. Dua tahun sudah juga saya masuk ke jenjang pendidikan perkuliahan, dan tidak terasa dua tahun pula saya tidak menulis segala curahan pikiran di sebuah blog yang menyebabkan blog lama ini tidak terurus sampai akhirnya beberapa bulan yang lalu tergerak untuk menulis kembali.

Lalu mencari media untuk mencurahkan pikiran, ide, gagasan, dan unek-unek. Dan ternyata, setelah dua tahun berlalu, blog masih dirasa cukup relevan dan tidak tergantikan menurut saya di saat banyak yang justru mulai meninggalkannya di era 140 karakter seperti sekarang ini. Ya, mungkin jika di blog lama merupakan pemikiran-pemikiran saya pada era sekolahan, inilah gagasan saya di era perkuliahan.

Link blog baru: nuansalembayung.wordpress.com

Beri Komentar ..
Unknown

Tewasnya gembong teroris nomor satu di Indonesia, Noordin M Top, patut kita syukuri. Tidak lupa,kita juga harus memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya bagi kepolisian yang telah bekerja luar biasa untuk meberantas para pelaku terorisme di Indonesia.

Kita jangan lengah, masih banyak di luar sana orang yang merupakan kaki tangan Noordin M Top yang masih berkeliaran. Bahkan orang-orang yang bisa dibilang sekelas dengan Noodin, seperti Zulkarnaen, Dulmatin, dan Umar Patek, masih belum tertangkap sampai sekarang. Walaupun mereka diisukan berada di luar negeri (Filipina contohnya), namun tetap saja, mudah bagi mereka untuk kembali lagi ke wilayah Indonesia dan menjalankan aksinya terlebih jika mereka menyadari bahwa di Indonesia harus ada pemimpin baru pengganti Noordin.

Ada suatu pemikiran saya pribadi bahwa aksi teror yang terjadi di Indonesia 10 tahun belakangan ini bukan merupakan aksi teror yang belandaskan agama untuk menentang dunia barat. Mengapa? Saya memunyai alasan tersendiri untuk argumen saya ini.

Pada awalnya, saya mengira mungkin para teroris ini memang ingin menentang barat. Namun, semakin ke sini, saya semakin ragu dengan tinkah laku mereka. Dilihat dari Bom Bali 1, Bom Kedubes Australia, dan Bom Bali 2, dimana korbannya mayoritas orang asing dan tempatnya memang tempat berkumpul orang asing. Memang terlihat bahwa sasaran mereka merupakan barat. Tetapi semakin ke sini, sasaran mereka semakin aneh dan tidak jelas, pada Bom Kuningan, Bom J.W. Marriott, dan Bom Marriott-Ritz Carlton, mayoritas korban adalah orang Indonesia, bahkan pada bom yang terakhir itu, korban asingnya hanya satu orang! Namun, mengapa mereka masih melakukan itu dimana korban mayoritas orang Indonesia? Dan mereka benar-benar menyadari itu. Dan mengapa harus mengambil momen 1 hari sebelum klub bola Manchester United datang? Mengapa mereka tidak menunggu sampai MU datang lalu membomnya, tentu akan lebih banyak koban asing, namun mengapa mereka tidak melakukan itu? Tentu akan sangat aneh jika mereka berkata ingin menentang barat. Namun, di sini (Bom Marriott-Ritz) sangat-sangat terlihat bahwa mereka punya kepentingan membuat citra Indonesia tidak aman dan buruk di mata dunia.

Itu alasan pertama, alasan kedua adalah, mengapa harus selalu Indonesia? Mengapa tidak Negara-negara lain? Suryadarma Salim, mantan ketua Densus 88 Antiteror berkata bahwa Indonesia merupakan negara yang mudah untuk mereka kuasai, dimana pengamanan tidak terlalu tinggi dan orangnya mudah didoktrin untuk melakukan sesuatu. Saya katakan tidak! Mungkin ada yang pernah ke Marriott atau Ritz Carlton? Bisa dilihat di situ ketatnya pengamanan, tetapi mereka tetap cerdik dan tetap dapat menjalankan aksinya. Bagi saya, kalau mereka bisa melewati pengamanan kedua hotel terkenal itu, mereka bisa melewati pengamanan di hampir seluruh gedung di dunia, karena pengamanan sekelas kedua hotel itu termasuk tinggi.

Namun kenapa Indonesia? Suryadarma Salim mengatakan karena orang Indonesia mudah direkrut dan didoktrin, menurut saya ini ada benarnya tetapi tidak sepenuhnya, lihatlah Malaysia, Turki, Mesir, dan masih banyak negara lainnya, apakah orang-orang mereka sebegitu sulitnya direkrut? Misalkan Malaysia, buktinya adalah Noordin dan Azahari saja orang Malaysia dan mereka bisa dengan mudahnya direkrut Al-Qaeda untuk menjadi teroris bahkan menjadi teroris yang luar biasa, mengapa mereka tidak menjalankan aksinya di negara mereka sendiri?

Jika kita gabungkan semua alasan dan pertanyaan-pertanyaan di atas, kita akan menemukan suatu benang merah: Malaysia punya struktur ras yang hampir sama dengan Indonesia, mereka juga mayoritas beragama Islam, bahkan mereka lebih keras dan agama lain sulit berkembang di sana. Di Malaysia pun peranan barat jauh jauh lebih tinggi daripada di Indonesia, di sana investasi asing sangat tinggi dan banyak sekali turis asing. Tetapi, mengapa di Malaysia TIDAK pernah ada bom SATU KALI PUN? Pasti Anda bisa menyimpulkan sendiri.

Akhirnya saya membuat suatu hipotesa dari semua kejadian ini. Jadi, aksi teroris di Indonesia khususnya dunia pada umumnya, terbagi menjadi 3 strata kepentingan dalam satu hirarki jaringan terorisme.

1. Strata pertama adalah strata pelaksana dimana mereka memang didoktrin untuk melakukan jihad, dan mereka benar-benar bermaksud untuk melawan barat. Mereka-mereka ini adalah pelaksana lapangan dalam pengeboman dan pembantu-pembantunya.
Strata ini ada pada Noordin M. Top dan Azahari ke bawah. Dimana otaknya adalah Osama bin Laden dalam jaringan Al-Qaeda.


2. Strata kedua adalah strata pemikir, dimana mereka ingin menghancurkan dan menjelekkan citra Indonesia di mata dunia. Mereka memilih Indonesia karena Indonesia memiliki peranan yang tinggi di dunia, mereka merupakan pemikir yang merancang segala sesuatunya atas keinginan strata di atasnya untuk menjelekkan Islam. Strata ini mungkin berkisar sekitar 2-3 tingkat di atas Noordin atau 1 tingkat di atas Osama bin Laden.


3. Strata ketiga sebenarnya dekat hubungannya dengan strata kedua, mereka adalah strata penyulai dana, dimana mereka adalah sebenarnya sekumpulan orang-orang super kaya di dunia ini, yang memunyai kepentingan politik tinggi, yang ingin menjelekkan Islam di dunia ini. Bahkan menurut hipotesa saya, mereka sebenarnya adalah orang-orang barat sendiri, namun kepentingan mereka di dunia ini sangat rahasia, bahkan FBI atau Presiden AS pun tidak mengetahui hal ini.

Sekian hipotesa dari saya, memang semua ini hanya perkiraan dan memerlukan pembuktian, namun, semua ini tentunya dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran kita untuk melanjutkan Indonesia kearah yang lebih baik. (NL)

Beri Komentar ..
Unknown

Internet marketing merupakan ilmu yang memelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan mendatangkan uang dari internet. Namun, ironisnya sangat banyak masyarakat Indonesia yang mengandalkan Google AdSense sebagai sumber mata pencahariannya di internet yang menimbulkan terlalu banyaknya kegagalan yang akan dihadapi oleh sang internet market-er. (Baca: Google AdSense Hanya Mengobral Janji )

Sangat naif jika seseorang hanya mengandalkan Google AdSense karena selain tidak mendatangkan uang banyak, proses mendatangkan uang tersebut juga terbilang sangat sulit. Kita harus memiliki kreasi tinggi dalam mendatangkan uang yang lebih dari internet. Salah satunya adalah yang disebut Pay Per Review. PPR merupakan suatu bentuk dari internet marketing yang membayar pemilik website dengan setiap review dari pemilik website tersebut. Uang yang didatangkan akan jauh lebih banyak daripada berbisnis Google AdSense. Namun tentu kemampuan bahasa Inggris dan berkata-kata menjadi hal yang utama. Dari setiap review produk, jasa, dll, minimal akan mendapatkan uang sebesar $5 sampai ratusan dollar tergantung lembaganya, website tempat review, dan provider PPR-nya. Tentu ini jauh lebih mudah dari Google AdSense dimana untuk mendatangkan $5 saja, iklan tersebut harus diklik ratusan kali.

Memang, tenaga yang dibutuhkan untuk ini lebih banyak dibanding Google AdSense, namun tentu hasilnya pun jauh lebih banyak dari Google AdSense. Jika website kita lolos verifikasi, kita bisa meng-review sebanyak-banyaknya artikel dan mendapatkan uang sebanyak-banyaknya juga.

Tetapi yang harus diperhatikan, Google melarang keberadaan PPR ini. Jadi, tentu kita harus berhati-hati jika melakukan PPR dengan menyelingi review kita dengan artikel-artikel buatan kita sendiri.

Namun, walaupun lebih baik daripada Google AdSense, tentu ini bukan kegiatan internet marketing yang terbaik. Masih banyak kegiatan internet marketing yang jauh lebih mendatangkan uang daripada PPR. Tetapi tentu PPR ini bisa dijadikan alternatif baik dibanding Google AdSense. (NL)

Beri Komentar ..
Unknown

Berikut adalah daftar artikel-artikel dengan pengunjung terbanyak yang layak untuk dibaca:

1.
100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Versi Majalah Time
2. Reality Show, Kebenaran atau Kebohongan?
3. Google AdSense Hanya Mengobral Janji
4. Kecurangan dalam UAN, Cermin Masa Depan Indonesia yang Buruk
5. Budaya Korupsi Menghancurkan Indonesia
6. Layanan SMS Berhadiah, Bentuk Perjudian Masa Kini
7. Undang-Undang ITE, Mengkhianati Reformasi dan Memasung Demokrasi di Indonesia
8. Menimba Pendidikan di Malaysia, Layakkah?
9. Hal Terpenting dalam Mencari Teman atau Relasi
10. Penyebab Ketenaran BlackBerry di Indonesia

(NL)

Beri Komentar ..
Unknown

Berikut adalah hasil akhir Pemilu Presiden Putaran Pertama 2009 dari lembaga survey atau yang disebut quick count dan juga hasil dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang akan terus diupdate.

Lembaga survey yang diseratakan datanya adalah LSI (Lingkaran Survey Indonesia) yang ditayangkan di TVOne, LSI (Lembaga Survey Indonesia) yang ditayangkan Trans Corp, LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial) oleh RCTI dan ANTV , CIRUS oleh SCTV, MetroTV, PUSKAPTIS (Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis) oleh GlobalTV dan TPI.

Dari hasil quick count pilpres 2009, SBY unggul jauh di atas dua pesaingnya, dan semua lembaga survey di atas sepakat bahwa pilpres 2009 hanya berlangsung satu putaran dan dimenangkan oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono.


1

2

3


MEGA - PRO

SBY - BOEDIONO

JK - WIN

Komisi Pemilihan Umum

26,79%

60,80%

12,41%

Lingkaran Survey Indonesia

27,34%

60,13%

12,53%

Lembaga Survey Indonesia

26,57%

60,84%

12,60%

LP3ES

27,83%

11,34%

12,83%

CIRUS

27,49%

60,20%

12,31%

MetroTV

26,32%

58,51%

15,18%

PUSKAPTIS

28,00%

58,20%

13,80%


(NL)

Beri Komentar ..